Ketika sedang browsing-browsing di dumay, dan tak lupa membuka facebook, di home page saya melihat kata-kata ini dari sang motivator –bisa di sebut seperti itukah?- yaitu Mario Teguh. Berikut adalah beberapa kalimat yang saya temukan.
“apa pertimbangan untuk calon pasangan saya nanti?
Anda akan menua bersamanya, bayangkan seperti apa dia saat tua nanti.
Akan banyak sifat dan kebiasaannya yang belum tentu sesuai dengan Anda.
Apakah dia akan tetap setia sampai tua.
Apakah dia akan menjadi pasangan yang menurunkan anak-anak yang sehat dan cerdas.
Apakah Anda berdua bersedia meninggalkan kebiasaan yang tidak sesuai.”
Hmm, talking about that. Saya pernah bertanya kepada yang terkasih, “kamu dalam mencari calon isteri, melihatnya apa?” dan dia menjawab “bibit, bebet, dan bobot nya harus bagus”. Berdasarkan data yang saya temukan, arti bibit adalah rupa (harafiah: asal-usul, keturunan atau bibit pula seperti dalam bahasa Indonesia). Arti bebet adalah keluarga, lingkungan, dengan siapa teman2nya. Arti bobot adalah nilai pribadi/ diri yang bersangkutan. disini termasuk kepribadian, pendidikan dan kepintarannya, pekerjaan juga nilai pribadi seperti gaya hidup dan IMAN.
Pertama ketika saya mendengar dia menjawab seperti itu, saya berfikir, wah, kolot juga pikiran kekasih saya, tapi setelah di renungi, ada benarnya juga. Biasanya orang tualah yang memikirkan bibit bebet dan bobot, tapi ini anak muda. Anak muda yang boleh dibilang berfikiran maju. Jika melihat latar belakang keluarga saya, saya dididik dengan dasar menjunjung tinggi sopan santun dan tingkah laku, menjaga nama baik keluarga, dan menggapai cita yang tinggi. Saya sebagai hasil dari didikan seperti itu, memandang jika wanita itu kodratnya sopan, lembut, dan elegan. Meskipun saya tidak bisa memaksakan pada semua orang, paling tidak saya berprinsip seperti itu juga.
Namun jika ditilik dalam quote Mario Teguh, terdapat perbedaan persepsi dari seperti apa pertimbangan pasangan kita antara bibit, bebet, dan bobot dengan cinta dan keihklasan. Ya memang semuanya pertimbangan. Semuanya baik, semuanya tidak salah. Karena dengan bibit, bebet, dan bobot yang baik, dan cinta kasih serta keikhlasan dalam mencintai pasangan kita, InsyaAllah akan bahagia hidup kita.
Jadi pertimbangan bagi seorang perempuan (disini saya bicara perempuan karena saya perempuan) dalam mencari pasangan hidup jika melihat, kamu lulusan apa? Kerjaan mu apa? Gajimu berapa? Orang tuamu siapa? Orang tuamu kerja dimana? Prospek kah kamu? Itu wajar dan bukan matre. Karena seseorang berhak untuk memilih. Dan ketika memilih satu, lalu melalui waktu bersama dengan yang disebut pacaran atau silaturahmi ini, baru dinilai, apa sih sifat buruknya, bisa gak ditolerir, bisa ga saling menerima, setia kah dia?, tanggung jawabkah dia? Dan apabila memang tidak bisa yasudah, carilah yang lain. Dan selama itu, belajarlah untuk ikhlas mencintai tanpa meminta suatu balasan. Seperti yang pernah diucap pak Mario Teguh dalam Golden Ways hari minggu tgl 11 April 2011 seri Rayuan Maut, yaitu
“ikhlaskan anda dalam mencintai pasangan anda, dan janganlah mengharap balasan. Berharaplah Tuhan akan membalas anda melalui orang yang mencintai anda. Karena Tuhan tahu, dan Tuhan akan membalas kebaikan anda, jika anda memang pantas mendapatkannya”
Zuper sekali… senang saya dengan pak Mario Teguh. Semoga bermanfaat dan sukses terus untuk kita semua.
No comments:
Post a Comment